Takut melihat Huruf dan Angka, Apakah termasuk Kategori Kesulitan Belajar?

Kesulitan Belajar Anak disebabkan oleh Rasa Takut Melihat Angka

kesulitan belajar anak terhadap angkaTerapi Anak Suli Belajar – Dunia pendidikan mengartikan diagnose kesulitan belajar sebagai usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Factor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara prefentif (pencegahan). Kesulitan belajar mencakup pengertian yang luas diantaranya Learning disorder yaitu kekacauan belajar dimana timbulnya respon yang bertentangan, dan Learning disfunction yaitu gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik dan banyak lagi yang terjadi dalam permasalahan belajar termasuk bagi anak special.

Learning disability atau yang sering kita sebut kesulitan belajar merupakan bentuk kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, dan / atau dalam berhitung (Hammil, 1981). Kesulitan belajar bisa bersumber dari masalah neurologis yang mengganggu perkembangan kemampuan mengintegrasikan dan kemampuan bahasa verbal dan non verbal. Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor internal individu itu sendiri, bukan karena faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar, dan lain-lain.

Ada 2 kelompok kesulitan belajar, yaitu :
Kesulitan Belajar Perkembangan (Praakademik) meliputi :

  • Gangguan perkembangan motorik (gerak) yaitu gangguan pada kemampuan melakukan gerak dan koordinasi alat gerak motorik kasar, gerak motorik halus, penghayatan tubuh, pemahaman keruangan, lateralisasi.
  • Gangguan perkembangan sensorik yaitu gangguan pada kemampuan rangsang dari luar melalui alat-alat indera seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecap.
  • Gangguan perkembangan bicara dan bahasa yaitu kesulitan untuk memproduksi suara / kata tertentu, menggunakan bahasa verbal dalam berkomunikasi, kemampuan pendengaran baik namun membeo.
  • Gangguan perkembangan perilaku meliputi ADD / ADHD gangguan perhatian yang disertai hiperaktif.

Kesulitan Belajar Akademik meliputi

  • Disleksia (kesulitan membaca) yaitu kesulitan untuk memaknai symbol, huruf, dan angka melalui persepsi visual dan auditoris. Contoh gula     gulka, kelapa     lapa, buku      duku.
  • Disgrafia (kesulitan menulis) yaitu kesulitan yang melibatkan proses menggambar simbol-simbol bunyi menjadi symbol huruf atau angka.
  • Diskalkula (kesulitan berhitung) yaitu kesulitan dalam menggunakan bahasa simbol untuk berfikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide-ide yang berkaitan dengan kuantitas atau jumlah.

Beberapa kondisi yang termasuk dalam kesulitan belajar diantaranya adalah:
Tunagrahita (Mental Retardation) : keadaan keterbelakangan mental dimana anak memiliki IQ dibawah rata-rata anak normal pada umumnya, sehingga menyebabkan fungsi kecerdasan dan intelektual mereka terganggu. Anak tunagrahita memiliki inteligensi antara 50-70, kondisi tersebut menyebabkan prestasi anak dan adaptasi sosialnya menjadi terhambat.

Lamban Belajar (slow learner) : anak yang memiliki keterbatasan potensi intelektual dibawah normal yang biasanya memiliki IQ antara 80-90. Anak-anak yang mengalami hambatan perkembangan ini biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahami atau menhafal suatu materi pelajaran yang diberikan pengajar, pengulangan materi sesering mungkin dapat membantu anak untuk lebih cepat menangkap materi.

Problem Belajar (learning problem) : hambatan belajar yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti faktor keluarga, lingkungan, serta fasilitas belajar, kondisi ini bersifat sementara. Contohnya adalah konflik atau berkelahi dengan teman, adanya kurikulum baru, minimnya buku pelajaran.

Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar :

Faktor internal : Faktor internal ini biasanya berasal dari dalam diri anak itu sendiri, beberapa hal yang menyebabkan kesulitan belajar antara lain gangguan fisik seperti terganggunya panca indera anak, gangguan kesehatan, rendahnya konsentrasi anak, gangguan persepsi auditoris dan persepsi taktil kinestetis.

Faktor eksternal : Faktor yang berasal dari luar diri anak, seperti kondisi belajar yang tidak kondusif, beratnya beban belajar, adanya konflik keluarga.