Terapi Anak ADHD / ADD dengan Panduan Singkat
Panduan Terapi Anak ADHD / ADD
Terapi Anak ADHD Attention Deficit Disorder (ADD) adalah gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan buruknya tingkat focus atau perhatian anak terhadap sesuatu serta memiliki impulsivitas yang tidak sesuai dengan anak seusianya, sedangkan Attention Deficit & Hyperactivity Disorder (ADHD) Adalah gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas motorik, sulit fokus, berubah-ubah minat yang terjadi minimal selama 6 bulan atau lebih, dan melakukan suatu hal secara berlebihan. Lalu apa yang membedakan ADD dan ADHD?
Perbedaan anak ADD & ADHD sangatlah menonjol, anak dengan gangguan ADD tidak muncul perilaku hiperatif, sedangkan anak dengan gangguan ADHD memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakannya sendiri (hiperaktif). Keduanya memiliki hambatan yang sama yaitu sulitnya memfocuskan diri pada suatu objek, perhatiannya tidak bisa bertahan lama, sangat mudah mengalihkan pandangannya pada objek lain.
Gejala utama anak dengan gangguan ADD / ADHD
Seperti halnya autisme, gangguan ADHD pun belum diketahui jelas penyebab utamanya, namun ada beberapa factor yang mendukung terbentuknya gangguan perkembangan ini.
Faktor kehamilan : semasa dalam kandungan janin terkena infeksi, keracunan obat, alcohol, rokok, lahir premature, induksi, bayi lahir dengan berat badan yang rendah.
Faktor lingkungan : anak dengan riwayat broken home cenderung mudah mengalami gangguan perkembangan ini, pola asuh yang kurang tepat misalkan anak sepenuhnya di asuh oleh baby sister atau dititipkan di baby care, konflik keluarga, orang tua dengan riwayat gangguan psikologis (paranoid-psikopat-depresi).
Faktor genetik dan metabolisme : trauma lahir yang menyebabkan terjadinya gangguan pada otak, terdapat mutasi gen pengkode neurotransmitter dan reseptor dopamin pada kromosom 11 p.
Selain itu banyak hal yang bisa kita lihat secara langsung tanpa observasi lebih dalam untuk mengetahui bahwa seseorang memerlukan terapi anak ADHD / ADD, kita bisa mulai waspada bila melihat beberapa gejala utama yang terlihat pada anak.
Hiperaktif gejalanya adalah bergerak terus menerus tidak pernah kehabisan energi, seperti mesin yang tidak pernah kehabisan bahan bakar, sulit sekali untuk berjalan cenderung berlari, saat bermain dengan teman terlihat gelisah, sangat menikmati permainan yang menantang sampai tidak takut akan bahaya, rusuh, tegesa-gesa, clumsy, nabrak-nabrak.
Inatensi seperti susah konsentrasi, tidak fokus sampai mudah teralih, kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain (tidak nyambung), saat ada lembar kerja bingung memulai dari mana, alat tulis dan benda pribadi lainnya sering lupa.
Impulsive diantaranya adalah sering berpindah ide, pola pikir sulit dimengerti tidak satu alur (lompat-lompat), sulit mendengarkan, inginnya bicara terus, sering menuruti kata hati, kontrol diri yang buruk terutama menunggu dan bergiliran, tidak berfikir terlebih dahulu dalam bertindak dan tidak memikirkan resiko yang akan dihadapinya.
Di sekolah anak dengan gangguan ADHD ini sering dilebel sebagai anak nakal, sehingga si anak sulit mendapatkan teman yang mengerti akan kondisi dirinya serta sulit mendapatkan perhatian yang positif dari guru terapi anak ADHD yang sebenarnya sangat dibutuhkan sang anak sebagai motivasi dalam belajarnya. Bila keluarga mulai malu dan malas membawa anak ke luar rumah, sekolah sudah menaruh perhatian negatif pada perilaku dan prestasi anak, lingkungan sudah mulai melebel anak, hal ini akan semakin memperburuk kondisi anak. Anak memerlukan kesempatan yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan untuk memperbaiki diri sehingga perkembangan dirinya semakin baik kedepannya.